Selasa, 13 Maret 2012

MY 20th BIRHTDAY STORIES


MY 20th BIRHTDAY STORIES
            Hari ini aku akan bercerita banyak dengan kalian, semuanya. Namun Pada intinya sekarang aku bingung harus memulai tulisan ini atau tidak, dari mana, dan dengan kata apa. karena memang sebenarnya aku sedang penasaran, apa mungkin ada kejutan lain setelah ini. Kupikir dan kuharap tidak ada lagi. Sampai pada ujungnya setelah nge es shanghai bersama yang cukup lama di kantin mas nugi sepakat 2, aku memberanikan diri untuk menulis rentetan kebahagiaan dan kejutan yang kualami di usiaku yang memasuki kepala dua ini, tua ya!!!.
***
            Saudaraku, kuanggap kalian adalah peri – peri tak bersayap yang selama ini terjaga untuk mendoakanku. kalian adalah anugerah sistemik yang akan selalu mengawal jalannya hidupku. kalian ada disekelilingku, dan membuat aku merasa bahwa aku tidak pernah menjadi manusia nol. Meskipun terkadang aku menjadi pribadi positif satu, atau bahkan negatif satu bagi kalian. Saudaraku, tujuh maret, dua puluh tahun yang lalu lahir seorang bayi kecil yang dengan tangisannya membuat dua orang manusia tersenyum, dialah aku dan dua orang itu ayah dan ibuku. Aku yang sempat membuat ulah saat akan mendiami sembilan bulan rahim ibuku, aku yang di tiga bulan pertama membuat ibuku nyaris tidak bisa makan, aku yang menjadi titipan pertama bagi mereka, kedua orangtuaku. lahir dengan selamat dan membuat banyak anggota keluarga ayah dan ibuku tersenyum. Tapi sekarang, anak bayi yang kemarin sempat terkena penyakit kejang – kejang dan terindikasi menderita penyakit kuning itu, nyatanya tetap saja bertahan. Dan menjadi seorang mahasiswa yang sekarang dititipkan dikota khatulistiwa, pontianak.
            Tujuh maret 2012, aku menganggap bahwa hari itu adalah hari yang biasa – biasa saja. Aku hanya mengingat bahwa hari ini, secara masehi diriku ditetapkan berusia dua puluh tahun. Sebuah angka yang tidak remaja lagi menurutku. Ucapan selamat ulang tahun aku terima pertama kali via facebook, kemudian saat bangun tidur teman satu kontrakanku, evi yang mengucapkan, kemudian disusul oleh sms, inbox, wall, komentar facebook, dan ucapan secara langsung yang tidak bisa kuingat lagi siapa yang mendoakanku, baik secara langsung maupun tidak. Tujuh maret pula yang membuat aku tidak merasa begitu spesial dimata orang tuaku, mungkin ini terlalu spekulataif atau subjektif. Kuceritakan pada kalian, bahwa tradisi mengucapkan selamat ulang tahun bukanlah milik keluargaku, bukan milik ayahku, bukan juga milik ibuku. Ulang tahun atau sekedar mengucapkan selamat sepertinya adalah hal yang tabuh bagi keluargaku ini, buktinya, sampai ulang tahun kedua puluh ini, mereka tak pernah sekalipun mengucapkan kalimat “selamat ulang tahun, long!” padaku. Tapi aku tak pernah berkecil hati, kebahagian yang kalian berikan padaku sudah sangat jauh dari kata cukup, kalian para peri – peri tak bersayapku, teman – teman hidup yang mempunyai doa – doa terbaik untukku, kalian adalah orang yang tak pernah kuduga bisa berbuat senekat ini untuk makhluk lemah sepertiku. Aku bukan siapa – siapa, namun perhatian kalianlah yang membuat aku menjadi apa – apa.
            Sangat tidak berlebihan menurutku seorang trisna, evi, kak mei, cu ev, membuat aku nyaris muntah gara – gara ritual anak muda dalam memeriahkan ulang tahun temannya. Apalagi kalau bukan memcahkan telor kekepala kemudian disambut dengan siraman tepung yang akhirnya membuat adonan disekujur tubuhku. Ini adalah prosesi yang tak kalah sakralnya dibanding ijab kabul, dan yang aku takjubkan adalah ketika ibu kontrakan trisna ternyata memberi dukungan dengan menyiramkan air hujan padaku dan mereka – mereka yang mengerjaiku. Kuingat tanggal itu adalah pada delapan maret 2012, aku baru saja berkata bahwa sudah tiga tahun belakangan dikerjai dengan pecah telur dan siram tepung, aku berharap tahun ini tidak ada lagi. Aku sangat yakin, karena hingga sampai tanggal delapan ini, aku masih selamat. Dan ternyata, tak kurang dari sepuluh menit saja lelehan putuh telur yang amisnya nggak ketulungan itu menyerang kepalaku. Memang kalian adalah orang – orang yang luar biasa. Tak sampai disitu, setelah prosesi itu berakhir dan kita semua bersih, ternyata ada satu kejutan lagi dari mereka yang mengerjaiku dengan telur itu, menyiapkan roti tawar yang seolah menyerupai kue ulang tahun.  konyol memang, tapi memberi kesan yang begitu dalam bagiku. Sebenarnya ada dua pandangan yang berbeda dariku, pertama mereka memilih roti tawar karena memang waktunya mepet, atau yang kedua, karena memang mereka pelit mengeluarkan uang, hhh, just kidding friends, peace. Aku berpikir rentetan tanggal delapan itu adalah kegiatan terakhir dari rangkaian perayaan ulang tahunku yang kedua puluh. Sampai aku bisa tidur dan bernafas lega di keesokan harinya.
            Saudaraku, tidakkah aku melupakan sesuatu? Iya, ditanggal tujuh, aku mendapatkan sebuah lagu selamat ulang tahun dari adik tingkatku yang luar biasa, aku berniat membayar pulsa dengan desi. Eh, lagu selamat ulang tahun yang aku dapatkan. kaget, terharu, sedih, ingat ortu, nyampur semuanya jadi satu. Kalau kalian lihat ekspresiku kemarin, mungkin seperti orang mati kutu!. Diam tak tahu mau ngapain. Sambil melanjutkan transaksi bayar pulsa sebagian dari mereka menyalamiku. Yah, Adik – adik yang baik, terimakasih banyak. Tujuh maret juga menjadi puncak penerimaan notif terbanyak dalam sejarah ulang tahunku, tak kurang dari 200 pemberitahuan memberitakan tentang ucapan selamat ulang tahun padaku. Pada hari itu aku sadar, bahwa tak selamanya orang yang tak kita kenal itu akan cuek dengan kita, buktinya, teman facebook yang tidak kukenal, banyak sekali yang mengirim ucapan selamat. Mulai dari HBD, met ultah, met milad, selamat ultah, dan sebagai sejenisnya aku terima. Rasa syukurku tiada tara atas Allah yang memberikan kebahagiaan kepadaku.
            Baik itu tanggal delapan, sembilan, hingga sepuluh, ternyata masih ada yang mengirim ucapan selamat, termasuk bang isak qodari, mantan presiden mahasiswa FKIP, yang secara langsung memberikan ucapan selamat ditanggal delapan, dan sebagian teman lainnya yang mengucapkan ditanggal sembilan. Tanggal sepuluh kemudian kulalui dengan semangat baru, spirit yang membuatku melangkah jauh lebih optimis dibanding tahun lalu. aku semakin berusaha menghargai yang namanya pergaulan, dan menyadari bahwa punya teman itu memang tak harus selalu bersama, tapi saling mengikat dan punya sense of friendship yang sama, cie elah. Hari ini ada sosialisasi metode penelitian dan aku menjadi perwakilan program studi, singkat cerita aku pulang sore dan begitu lelahnya. Datang kerumah ternyata sudah ada tamu, dia adalah selvi dan lara, temanku satu kampung yang juga merantau dikota khatulistiwa ini, mereka  datang dengan dalih mau pinjam buku. Sepulang mereka dari pinjam buku, ternyata buku yang dipinjam ketinggalan. Aku yang sudah sangat rapi dan wangi serta siap – siap keluar rumah dan rencana nya mau pergi ke hot spot, menghilangkan suntuk dimalam minggu. mendapat kejutan lagi dari dua orang itu. Plok! Satu buah telur mendarat begitu saja dikepalaku saat sedang asik nonton televisi, alhasil, pecahan isi telur harus tumpah kemana – mana diruang tengah kontrakanku. Oh tidak, ini bencana, aku langung keluar rumah untuk mengejar mereka dan ternyata serbuan tepung langsung menyambarku, memang mereka luar biasa. Aku langsung mengambil kendali  dengan merampas tepung itu dan menyiramkannya pada mereka berdua, hingga akhirnya semuanya harus putih oleh tepung kanji yang lengket itu. Dan tahukah kau kawan, ibu kontrakan trisna lagi – lagi turun tangan untuk menyirami kami dengan air dan membuat tubuh ini makin lengket dan sangat tidak nyaman, tapi semua kunikmati. Sekali lagi ada peri tak bersayap yang ternyata begitu menaruh perhatian padaku.
            Saudaraku, tak ada kebahagian yang paling klimaks bagi seorang pendaki gunung melainkan ia tiba dipuncak dengan nafas yang masih begitu berat, begitupun bagi seorang perenang, kebahagian terbesarnya adalah ketika mereka menemui garis finish dari target renangnya. Dan tahukah kalian kawan, puncak kebahagianku kali ini adalah pada hari ini, 13 maret 2012, bukan oleh ibuku, bukan oleh ayahku, atau adik kandungku yang hanya mengirimiku ucapan selamat via facebook. Tapi oleh kalian, teman – teman satu perjuangan pendidikan sosiologi 2010, teman satu perjuangan yang dengan seleksi alam kian bertahan dan tangguh untuk meraih gelar sarjana pendidikan dan kembali pada pengabdiannya masing – masing kelak. Jika aku bicara laskar pelangi, maka kita bukanlah itu, karena mereka hanya bersepeluh, tidak juga negeri lima menara yang malah kurang dari laskar pelangi. Tapi kita adalah pendsos 2010, orang yang hari ini membawakan aku setumpuk kue ulang tahun lengkap dengan lilinnya, dan sekali lagi, itu asing bagiku. Kalian adalah orang – orang yang membuat pikiranku dan pandanganku selalu berubah – ubah tentang kalin, seperti sekarang, kalian menjelma bagai peri tak bersayap yang dengan kuas ajaiibnya bisa membuat hatiku yang sepi menjadi berbunga dan merekah. Ya, bayang kekesalan karena tidak mendapatkan ucapan dari kedua orang tuaku sampai saat ini masih menyelimuti hatiku, tapi kalian membayar semuanya. Tahukah kalian kawan, aku yakin bahwasanya ayah dan ibuku, disela doa setelah sholatnya, dan setiap usaha mencari uangnya, pasti terselip namaku dan pengharapan terbesarnya padaku. Aku yakin mereka mendoakanku tak harus saat tujuh maret saja, tapi setiap hari. Dan itu pasti terjadi bagi kita semua. Saudaraku, kalian membuatku speechless dan tak tahu harus berkata apa, selain terimakasih!. Kalian adalah anugerah yang harus kusyukuri. Kalian telah memberikan warna yang begitu cerah bagi hariku. Silakan anggap semua ini berlebihan jika kalian mau, tapi percayalah, selain terimakasih, inilah yang bisa kupersembahkan, untukmu anak – anak haus sarjana yang pasti tercapai. Dan kita pasti mendapatkannya.
***
Bahwasanya akan kau temui
Mereka yang tersembunyi
Dibalik tirai
Dan kegugupan

Mereka sangat dekat, dekat sekali
Tak harus bisa kau pegang
Tak harus bisa kau ajak bicara
Tak harus bisa kau ajak bercanda
Tapi dia telah mengikat hatimu
Saat tanpa sadar semua berkata
Dia bagian dariku

Saudaraku
Tataplah, pandanglah mata mereka
Bahwa kita adalah satu
Bahwa kita adalah perjuangan itu
Jangan tinggalkan aku
Tanpamu

            Seiring malam yang merenda gelap, dan gaung – gaungan shalawat menjelang isya memanggilku untuk berkelana menghadap Tuhan. Kuakhiri testimoni tanpa indah tanda baca ini dengan mengajakmu memainkan peran otak kita. Sejatinya keseringtemuan kita bukanlah akar yang membuat kita terikat, melainkan bibirmu yang selalu tersenyum dan matamu yang selalu berbinarlah yang menjadi pelipur lara. Mari menjadi yang terbaik bagi sesama, tak akan ada kesempurnaan yang bisa dirasakan ketika kau berdiam diri, dalam sepi. Mari mengagungkan Tuhan, karenaNYA, kita bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar