Minggu, 13 Mei 2012

TIRAI KITA

Meski sebenarnya kamu kucintai
tapi itu semua harus kubendung
semua itu harus terus berada dibalik tirai rahasia
yang mungkin suatu saat bukan aku yang membukanya

cinta,
hari ini kamu berputar - putar dipikiranku
kamu sudah benar - benar menggangguku
kamu tahu?
Aku sakit dengan perasaan ini
aku harus bertahan dengan kesetiaanku menjaga cinta kita
atau mungkin cintaku sendiri, padamu,,

bilamana Tuhan berkehendak, pasti semua ini akan aku sudahi
aku ceritakan tentang rasa ini padamu
aku ungkapkan bahwa kamulah pengisi hatiku
tapi aku yakin Tuhan tak akan suka
Dia pasti cemburu, karena mencintaimu bukan pada saatnya
Tuhan, tulis namanya untuk bersamaku kelak
bilamana Tuhan berkehendak, pasti aku akan bahagia
mencintaimu adalah anugerah, tapi juga sebuah petaka
aku sakit pada rasa ini
aku mencintaimu dengan sangat sederhana
berharap kamu juga punya rasa yang sama
itu saja
bilamana Tuhan berkehendak, tirai itu pasti aku yang membukanya
aku yang akan menjemputmu dengan menyebut namaNya
tapi cinta adalah rahasia Tuhan
aku tak mau mendahuluinya

cinta dengarlah
rasakan apa yang aku rasakan sekarang
sungguh rasa ini begitu sakit, dan indah
sungguh aku kelimpungan dibuatnya
aku hanya meminta
jaga dirimu yang sekarang menjadi bunga
iya bunga,
kamu begitu mempesona
suatu saat kau pasti akan dijemput
aku berharap akulah dia,
tapi cinta adalah rahasia Tuhan
aku tak mau mendahuluinya

cinta
sekarang kuncilah dulu tirai kita
aku tak mau mengintip terlalu jauh lagi
mari memuji Dia yang sudah memberi rasa ini
rasa yang sudah membuatku kacau
rasa yang membuatku tak menentu
rasa yang membuatku selalu merindukanmu
cinta
jangan dahului rahasia Tuhan kita

SRS, 06032012

KELINGKINGMU

Malam merenda sunyi
terpukau dalam kidung temaram
senyap, membasuh debu pipi tirusku

tak ada pundak untuk kuadu
semua telah terjala merana
menyatu bak gumpalan noktah laguku
menyanyi dalam sendu dan decak haru

atau lagu itu mengajakku bermesraan dengan kerinduan tak berujung
rindu, saat seharusnya kuraih jari kelingkingmu, atau paling tidak bercengkrama dengan binar matamu

kamu, usia tidaklah menunjukkan apa - apa, aku masih saja merengek - rengek dengan Tuhan untuk menemuimu,,
aku tetap saja bagai penanti mainan, atau apapun itu hingga kadang suaraku menjadi parau dan butir airmataku tinggallah perih,,
bagai nostalgia dan kisah klasik akannya, semoga aku bukan peminta - minta yang ditemui dalam iba,

kamu, aku mengenalmu bukan karena kehadiranmu yang baru,
aku menemukan dia disinar matamu, dia yang selalu kurindukan dalm tiap sajak tulisanku, dia yang pernah membuatku takut akan perpisahan dan akhirnya terjadi, bolehkah kupegang pipimu? Kuusap ia dan kuraih pundakmu? Sekali saja.
Sayang kau bukan dia, kau boleh menolaknya,

merindukanmu, adalah memasukkan duri kedalam nadi, menabur garam diatas luka, perih,,
merindukanmu, bagaikan doa seorang kafilah yang mengharap gurun kan berakhir, menanti oase dan daun hijau, risau,,
merindukanmu, bagai menantikan tibanya kiamat, menakutkan,,

kau tak akan tahu berapa luka yang sudah kau toreh untuk penanti ini, kau juga tak pernah tahu berapa sakit jiwa sang pengembara ini, kau juga tak akan pernah tahu betapa aku merindukanmu.
Anggaplah ini berlebihan,
kidung jari kelingking berakhir sudah
atasnama yang sangat payah
dalam ruang tak terarah
dalam gundah
entah

SRS, 20032012

IA

Seperti jerami
merangkai rumput kering dalam gumpalannya
seperti menemukan bahtera
yang telah lama dilamun samudera

aku melihatnya diatas karpet tua
bersandar dibalik dinding lapuk dimakan senja
menghela diantara barisan semut yang baru saja menjarah bangkai - bangkai belalang

dia baru saja menghadap Tuhan
meminta pertanggungjawabanNya atas kehidupan yang diberikan
ia tak pernah marah
ia tak pernah mengeluh
ia hanya bertanya
Tuhan, bolehkah hamba meminta kebahagiaan dunia?

Aku mengenalnya, sangat mengenalnya
dia adalah bagian dari bongkahan mozaik hidupku
bagaimana mungkin aku melupakannya
matanya yang kecoklatan itu selalu memancar saat berbicara
ia tak pernah menampakkan kesedihan meski pucat pasi mengisi penjuru wajahnya
dia tak mengeluh atas robekan celananya
ia tetap tersenyum diantara kerapuhan ransel bututnya
ia terus tertawa dalam langkah sepatunya yang menganga
ia terus begitU saat bertemu denganku

seperti hujan yang merinai
seperti lambaian nyiur dipantai
mengalun penuh nada galau
menyanyikan kidung pengharapan
dalam doa - doa kudus

percayalah pada Tuhan kita
Karena dibalik dinding tua itu
ada sebongkah puing yang terbuat dari berlian
kau boleh mengintipnya
tapi butuh kesucian
untuk bisa, engkau meraihnya
percayalah pada nyanyian hatimu
maka kegelapan yang bersarang akan hilang

tak pernah Tuhan menciptakan makhluknya untuk menjadi susah
tak ada payah tanpa penyelesaian masalah
DIA melihatmu bahkan saat kau tak bisa melihat dirimu
pujalah DIA, dalam tasbih dan doa yang suci,,

SRS, 28032012

BUNGA, TIDUR.

Bungaku
masihkah kau intip aku dari sana
masihkah kau singkap tabir kita dengan hati-hati
hari ini kau hadir lagi
dengan matamu yang bagai zamrud
dengan senyummu yang bagai sabit
mengelilingi pusar kepalaku
melintasi tiap bayang pikiranku

aku tahu
kau juga sangat rindukanku
akupun begitu
harusnya sekarang kita berhadap-hadapan
aku mengisi celah jemarimu
aku mengecup keningmu
tapi tangan Tuhan belum mempertmukan kita untuk melakukan itu
kau harus masih menjaga mahkotamu
akupun juga harus mengurusi kehormatanku
bungaku, aku rindu

apa yang kini kau lakukan wahai pemilik putik yang suci?
Boleh, Aku menebaknya?
mungkin kau sedang membaca kitab
atau, mungkin kau juga tengah menuliskan surat kerinduan, seperti yang aku lakukan sekarang
ahh, aku terlalu berkhayal

bungaku, aku boleh bertanya?
Apa yang telah kau makan hingga tak pernah lelah mendiami hatiku?
Padahal aku takut dengan rahasia Tuhan kita
aku pernah sangat takut
bahwa kau putus asa menungguku
bahwa kau meragukan kesetiaanku
dan engkau tak yakin bisa mencintaiku, seutuhnya

bungaku,
aku tak pernah mengikatmu
tulislah surat cintamu untuk siapa saja
selama Tuhan kita belum mengikat hati dan perasaan ini dengan ridhoNya
akupun akan terus menuliskannya
sampai ku temukan titik terakhir dalam bait kisah kita,
titik yang menjadi kisah terakhir pencarianku,
mencari bungaku.

Untukmu, bunga yang tengah mekar
jika Dia berkehandak
akulah yang akan datang memintamu
akulah ayah dari anak - anak kita nanti
akulah imam dari jamaah keluarga kita nanti
tapi jika Dia tak maukan itu
bersyukurlah
berarti tabir itu bukan aku yang akan membukanya
rahasiaNya begitu indah
bahkan manis bagi dia yang berpikir
tak peduli kau harus menangis
tak peduli kau meronta
Dia Maha Tahu

bungaku, tidurlah
sematkan doa ini untuk kita
"Tuhan, genggam nama kami dalam balutan daun cinta, di lauhul mahfudzMu"
aamiin.

SRS, 10052012