Minggu, 13 Mei 2012

IA

Seperti jerami
merangkai rumput kering dalam gumpalannya
seperti menemukan bahtera
yang telah lama dilamun samudera

aku melihatnya diatas karpet tua
bersandar dibalik dinding lapuk dimakan senja
menghela diantara barisan semut yang baru saja menjarah bangkai - bangkai belalang

dia baru saja menghadap Tuhan
meminta pertanggungjawabanNya atas kehidupan yang diberikan
ia tak pernah marah
ia tak pernah mengeluh
ia hanya bertanya
Tuhan, bolehkah hamba meminta kebahagiaan dunia?

Aku mengenalnya, sangat mengenalnya
dia adalah bagian dari bongkahan mozaik hidupku
bagaimana mungkin aku melupakannya
matanya yang kecoklatan itu selalu memancar saat berbicara
ia tak pernah menampakkan kesedihan meski pucat pasi mengisi penjuru wajahnya
dia tak mengeluh atas robekan celananya
ia tetap tersenyum diantara kerapuhan ransel bututnya
ia terus tertawa dalam langkah sepatunya yang menganga
ia terus begitU saat bertemu denganku

seperti hujan yang merinai
seperti lambaian nyiur dipantai
mengalun penuh nada galau
menyanyikan kidung pengharapan
dalam doa - doa kudus

percayalah pada Tuhan kita
Karena dibalik dinding tua itu
ada sebongkah puing yang terbuat dari berlian
kau boleh mengintipnya
tapi butuh kesucian
untuk bisa, engkau meraihnya
percayalah pada nyanyian hatimu
maka kegelapan yang bersarang akan hilang

tak pernah Tuhan menciptakan makhluknya untuk menjadi susah
tak ada payah tanpa penyelesaian masalah
DIA melihatmu bahkan saat kau tak bisa melihat dirimu
pujalah DIA, dalam tasbih dan doa yang suci,,

SRS, 28032012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar