Minggu, 13 Mei 2012

BUNGA, TIDUR.

Bungaku
masihkah kau intip aku dari sana
masihkah kau singkap tabir kita dengan hati-hati
hari ini kau hadir lagi
dengan matamu yang bagai zamrud
dengan senyummu yang bagai sabit
mengelilingi pusar kepalaku
melintasi tiap bayang pikiranku

aku tahu
kau juga sangat rindukanku
akupun begitu
harusnya sekarang kita berhadap-hadapan
aku mengisi celah jemarimu
aku mengecup keningmu
tapi tangan Tuhan belum mempertmukan kita untuk melakukan itu
kau harus masih menjaga mahkotamu
akupun juga harus mengurusi kehormatanku
bungaku, aku rindu

apa yang kini kau lakukan wahai pemilik putik yang suci?
Boleh, Aku menebaknya?
mungkin kau sedang membaca kitab
atau, mungkin kau juga tengah menuliskan surat kerinduan, seperti yang aku lakukan sekarang
ahh, aku terlalu berkhayal

bungaku, aku boleh bertanya?
Apa yang telah kau makan hingga tak pernah lelah mendiami hatiku?
Padahal aku takut dengan rahasia Tuhan kita
aku pernah sangat takut
bahwa kau putus asa menungguku
bahwa kau meragukan kesetiaanku
dan engkau tak yakin bisa mencintaiku, seutuhnya

bungaku,
aku tak pernah mengikatmu
tulislah surat cintamu untuk siapa saja
selama Tuhan kita belum mengikat hati dan perasaan ini dengan ridhoNya
akupun akan terus menuliskannya
sampai ku temukan titik terakhir dalam bait kisah kita,
titik yang menjadi kisah terakhir pencarianku,
mencari bungaku.

Untukmu, bunga yang tengah mekar
jika Dia berkehandak
akulah yang akan datang memintamu
akulah ayah dari anak - anak kita nanti
akulah imam dari jamaah keluarga kita nanti
tapi jika Dia tak maukan itu
bersyukurlah
berarti tabir itu bukan aku yang akan membukanya
rahasiaNya begitu indah
bahkan manis bagi dia yang berpikir
tak peduli kau harus menangis
tak peduli kau meronta
Dia Maha Tahu

bungaku, tidurlah
sematkan doa ini untuk kita
"Tuhan, genggam nama kami dalam balutan daun cinta, di lauhul mahfudzMu"
aamiin.

SRS, 10052012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar